Malam minggu ini begitu menggelisahkan hati, betapa tidak tatkala rembulan malam tak menunjukkan sinar ketika aku merindu seseorang. Kebiasaanku menatap cahaya malam ketika merisaukan sesuatu selalu mengingatkan akan mukjizat kekasih Rabbku. Terbelah, terpisah lalu menjadi satu menjadi pelajaran berharga bagiku akan konsep hati yang terpisah di universe ini. Pikiran melayang mengingat catatan dalam sirahmu. Kekagumanku akan sifat dan sikap dirimu selalu membuat hati semua manusia tersenyum, sungguh aku berusaha semampuku menahan godaan keindahan dunia fana karena akhlak yang engkau tunjukkan lewat history dalam kertas.

Sepanjang perjalanan hidup, Rabbku memberikan pelajaran yang sering aku lama bisa memahami. Kesalahan demi kesalahan bertubi-tubi aku lakukan. Menyusuri sungai kehidupan tak semudah bayangan waktu kecilku, janji ruh dalam raga sebelum dilahirkan menyadarkan kegilaan yang lewat di usia mudaku.

Memang sesungguhnya manusia dalam kerugian atas waktu yang telah dilalui, hanya penyesalan dan penerimaan yang bisa kita lakukan, memulai lembaran baru penuh dilema pasti akan kita jalani penuh dengan rasa malu, maafkan aku teman-temanku. Diam ku selama ini mungkin membuat kalian khawatir. Tenang saja, Rabbku bersamaku, tak perlu kalian risaukan keberadaanku di ranah bumi mana. Memory tentang kalian tetap menjadi pelajaran berharga bagiku.

Harapan selalu ada jika kita percaya, pun ketika pertemuan pertama dengan bidadari yang entah turun darimana menggetarkan hati. Pelarian akan penasaran tentangnya berakhir kepada panutanku dalam lembaran baru kehidupan. Ya Rabb, kekasih-Mu sungguh membuatku merindukannya. Dalam bait-bait alunan syahdu aku menikmati kerinduan ini.

يَاعَا شِقَ الْمُصْطَفَى اَبْشِرْ بِنَيْلِ الْمُنَى 
Wahai Perindu Nabi Pilihan Bergembiralah dengan memperoleh harapan
قَدْ رَاقَ كَأْسُ الصَّفَا وَطَابَ وَفْدُ الْهَنَا
telah bersinar piala bukit shofa, dan bahagia golongan yang mempunyai nasab rendah

نُوْرُ الْجَمَالِ بَدَا مِنْ وَجْهِ شَمْسِ الْهُدَى
cahaya keindahan muncul, dari wajah matahari petunjuk
مِنْ فَضْلِهِ عَمَّنَا
yaitu orang yang keutamaannya meliputi kita

طَهَ الَّذِىْ بِاللِّقَا قَدْ فَازَ لَمِّا ارْتَقَى
Nabi yang dengan pertemuan, ia mendapat keberuntungan saat naik ('isra')
دُوْنَ الْوَرَى رَبُّنَا
Tiada lain melihat Tuhan kita


Tak bosan telinga dan mulut hina ini mengikuti keinginan hati atas syair kerinduan. Hingga terdengar sayup alarm alam tentang datangnya makhluk ultraviolet ciptaan-Nya. Terobati sudah kerinduanku denganmu bidadariku, maaf jika pelarian rindu menduakanmu kepada kekasih-Nya. Saudara bayu berbisik mesra mengisyaratkan pikiran dan hati untuk menerima panah rasa sesak sore tadi. Bersabar dan minta petunjuk-Nya jika engkau ragu, semoga kelak kita bisa bersama menikmati narasi kehidupan bersama dalam bahtera keredhaan-Nya.


Aku terlalu munafik jika tak mengakui merindukan bidadariku, terkadang logika kepala tergelitik untuk menggoda dia. Walaupun akhirnya aku selalu malu untuk memulai karena kebodohanku dalam hal komunikasi. "Nanti saja ketika sudah halal aku bisa menggoda dia setiap hari", pikirku selalu.
Dalam ikhtiarku menghalalkan dirimu pun aku meminta pada-Nya agar engkau diberikan keyakinan dan kesabaran. 😊