Malam ini berjalan sangat panjang, obrolan kami begitu asik hingga tak terasa waktu telah memakan 360 menit hidupku mendengarkan cerita hati saudaraku. Sungguh aneh kadang Rabbku menumbuhkan benih-benih kebaikan terhadap makhluk-Nya. Pun dengan kisah saudaraku, berawal dari niat "agar ilmu yang didapat bisa untuk kebaikan masyarakat berakhir dengan kegelisahan hati saat bertemu dengan bidadari hatinya". Aku hanya bisa tersenyum dan sedikit mengernyitkan dahi akan cerita saudaraku malam ini. Tak apa saudaraku, kuabadikan kisahmu dalam memory jariku.

Saudaraku selalu semangat ketika ada pekerjaan. Pola pikir realistis yang selalu dia jalankan di kehidupan memberikan kekaguman tersendiri bagiku. Cuek, jalani saja, tak usah mikir yang lain, fokus, make money. Sangat berbeda denganku yang sering memikirkan akan manfaat atau mudharat dari apa yang aku lakukan, walaupun kenyataannya aku sering terjerumus dalam kehinaan karena rasa penasaranku. Tetesan lembut tirta malam hari ini membuat kami terbius dalam kisah absurd seorang logic, ditemani secangkir sahabat yang menambah keseruan cerita hati saudaraku.


Minggu lalu saudaraku memulai pekerjaan sosial sesuai jadwal, tak ada yang aneh sampai ketika dia bertemu dengan seorang wanita yang menggetarkan hati saudaraku. Aku tertawa keras melihat saudaraku ini tersipu malu saat bercerita, karena aku tahu bahwa saudaraku ini sangat jarang sekali memikirkan urusan hati. Kerja, kerja, dan kerja jika mau hidup, itu prinsipnya.

Aku membuka pertanyaan, "seperti apa bidadari yang bisa mengalahkan logikamu?".
"Entahlah tak bisa aku ceritakan apa alasan hati ini, penasaran saja ketika bertemu pertama dengannya, terlihat sangat santun dan dia hanya tersenyum kecil waktu itu. Spontan, aku menanyakan nama saat ada kesempatan. Oia, saat itu aku memperhatikan cara dia jalan dan cara dia menjawab. Bahkan sosok dia bisa langsung masuk ke memory otakku dalam sekejap. Gila ga?", jawab saudaraku.

Aku hanya bisa tersenyum dan paham maksud "melihat cara berjalan dan cara menjawab bidadarinya dengan melambaikan tangan seperti spongebob mengatakan imajinasi". Aku dan saudara jiwaku sering tertawa bersama dan berdiskusi tentang karakter manusia, jadi kami sering adu argument dan main tebak-tebakan tentang karakter seseorang ditemui.

"Semalaman otakku tak mau beristirahat memikirkannya setelah pertemuan malam itu, seperti biasa ketika berurusan dengan hal abstrak aku curhat kepada Rabbku. Banyak aku minta petunjuk-Nya tengah malam itu", oceh saudaraku.

"Terus gimana? Apa yang kau laporkan kepada Sang Pemilik Hati?", selaku.
"Ya aku ga paham urusan hati kan, senyumnya pun kadang terlintas di alam bawah sadarku saat laporan malam itu, aku memohon jika memang wanita itu baik untukku, pertemukan kami kembali dalam sebuah perbincangan", terang saudaraku dalam do'anya.


Yakin diri ini akan kedatanganmu
Rabbku tak mungkin mengingkari janji-Nya
Mempertemukan kita dalam suatu cerita indah
Mata ini tertutup untuk melihat selain dirimu
Rabbku menumbuhkan benih cinta di hati ini
Memaksa hati menutup perasaan selain dirimu

Yakinku kita akan dipertemukan kembali
Saat itulah janji-Nya terpenuhi
Dalam suatu ikatan yang halal penuh keredhaan-Nya
Kesabaran kita diuji saat ini

Yakin takkan ada yang mengerti selain aku dan Rabbku
Bidadariku, jika Rabbku menumbuhkan benih cinta di hatimu
Aku memohon kepada-Nya benih cinta dihatimu untukku
Bersabarlah sampai pertemuan itu tiba


Kedatangan saudara tirta sore tadi membuat udara pagi begitu menusuk, pun dingin malam tak mengalahkan penasaranku mereview kisah satu ini. Cerita hati saudaraku berlanjut dengan pertemuan kedua di hari Tsulaatsaai, 28 Rajab 1438. Sungguh tak kusangka Rabbku sangat peduli dengan saudaraku, permintaan konyol dia untuk dipertemukan kembali dengan bidadarinya bisa terwujud. Kutanya apa yang terjadi hari itu.

Saudaraku menjawab, "hari itu aku hanya check data dari pusat untuk disyncronkan dengan aplikasi, pun ide untuk membuatkan blog komunitas sangat membantu untuk aku jadikan alasan bertemu dengannya. Kalo minta ma Gusti juga harus ikhtiar kan? (jawab dia sambil terkekeh malu)". Memang aku akui saudaraku ini punya seribu cara untuk menunjukkan kesungguhannya dalam hal apapun.

"Oia, ada kejadian konyol ketika dia pulang", tambahnya membuatku penasaran.

"Konyol gimana?", tanyaku.
"Jadi waktu dia pulang, aku kehilangan rokok. Dari situ aku tau dia benar-benar ga suka seorang perokok, setelah diam beberapa saat aku tertawa sendiri.", jawaban absurd saudaraku membuat dahi ini mengernyit sedikit.

"Dirimu memang lagi gila. Tumben logika mu mati. Biasanya dirimu cuek kalo ada orang yang ga suka rokok.", aku menanggapi kebiasaan cuek saudaraku ini.

"Gimana ya, malah logikaku jalan lho waktu rokok hilang. Kau ingatkah tahun 2010 aku coba berhenti merokok malah kena radang dan dimarahi dokter jangan langsung stop, kurangi sedikit-sedikit, ingatkan? terus di tahun 2013 aku mencoba berhenti lagi pake cara gurah? coba pikir deh, Rabbku memberikanku jalan buat berhenti merokok sekarang. Bagaimana aku ga ketawa cara-Nya menyadarkanku harus seperti ini? Ya udah fix kan aku harus stop smoke. Mungkin memang sudah waktunya.", jawabnya sambil tertawa.

Ah, memang Rabbku punya banyak cara menyadarkan ciptaan-Nya tentang sesuatu yang kurang bermanfaat. Aku pun tak meragukan bahwa ada seribu jalan untuk menggapai keredhaan-Nya.


"Berarti udah fix kalau kau jatuh hati sama wanita itu? Ga pakai pacaran kan? Kapan melamar dia? Aku bantu do'a semoga dimudahkan.", ocehku sambil menikmati kopi pahitku.
"Nah, itu dia masalahnya! Aku belum sempat bilang ke dia kalau aku ingin menikahinya. Aku belum menanyakan apakah dia mau membangun rumah tangga bersamaku. Aku udah keburu balik ke sini", sergah saudaraku sambil menutup mata.
Spontan aku menimpalinya, "Kau mengharap dia? tapi kau ga tau dia menginginkan dirimu ato ga? Sakit emang kau!!".

Benakku menjalankan logika pertanyaan auto karena kebodohan saudaraku, memang tak apa jika seseorang yakin untuk meminang wanita saat pertemuan pertama. Tapi ya menurutku harus diutarakan dulu niat baik itu ke yang bersangkutan. Belum lagi kami tak tahu apakah wanita itu dalam proses dilamar orang lain atau tidak. Bisa sangat berdosa seseorang jika melamar satu wanita bersamaan waktu dengan saudara muslim lainnya. Setahuku ada aturan untuk menunggu proses lamaran jika memang ada yang melamar si wanita terlebih dahulu. Tidak bisa asal maju tanpa adab. Keep fight with the rule. Perang pun juga ada aturan. Penjelasanku tentang aturan main membuat saudaraku ini sedikit berpikir untuk mengatur strategy.

"Sudahlah, aku ga paham gimana bermain hati. Kalaupun memang aku sakit dalam hal ini nanti tidak apalah. Sesekali jadi manusia yang bisa sakit. Ga jadi mesin terus kan? yang penting aku sudah berniat dan berusaha untuk menghalalkan dia, apapun hasilnya ntar ya pasrah ma Rabbku kan?", dia menjawab dengan senyum penuh harapan.
"Iya deh iya, sudah waktunya kau stop itu kebiasaan masukin racun ke body mu, mulai kurangi dan ganti dengan permen aja. Semoga dimudahkan segala urusan. Santai aja, ntar pasti juga ada jalan kalo niatmu baik", jawabku menenangkannya.
"Amiiiiin, semoga dimudahkan!", tambahnya penuh keyakinan.


Waktu, chance, logika, takdir
Seberapapun keras logika berpikir
Tak akan bisa mengalahkan kehendak-Nya
Perjalan hidup adalah bukti kebesaran-NYa

Salah atau benar itu hanya sebuah proses
Proses menuju jalan yang dikehendaki-Nya
Jika hati ingin mengenal dan mencintai-Nya
Niscaya Dia berikan petunjuk untuk hati

Pasrah itu adalah ujung
Ujung dari sebuah ikhtiar
Ikhtiar untuk menggapai ridho-Nya
Maka lebih baik berproses daripada menyerah


Adzan shubuh menghentikan candaanku dengan saudaraku, saudara tirta sudah tertawa bahagia ingin menggoda kami dalam kebekuan rasa. Sekilas aku bisa merasakan rasa jatuh hati saudaraku, merasakan harapan dia akan keredhaan-Nya, merasakan kepasrahan dalam perjuangan. Do'a ku selalu untukmu saudaraku.