"Jika China adalah Negeri Tirai Bambu, Indonesia adalah Negeri Bambu"Pemikiran tersebut tidak hanya gurauan, seumur hidup dimanapun tempat menginjakkan kaki di Indonesia, kita bisa melihat bambu tumbuh subur. Karena penasaran sekitar tahun 2012 saya menanyakan penyebaran bambu di Indonesia kepada salah satu teman di Universitas Gajah Mada fakultas Kehutanan. Kurang lebih data yang didapat seperti ini :
Bukan hanya itu, diri ini lahir dan besar di kota Ngawi. Semasa kecil suka sekali bermain di Sungai Bengawan Solo dan Kali Madiun, sepanjang sungai ini tumbuh subur pohon bambu yang sering dimainkan menjadi gethek (rakit). Dan menurut buku sejarah Kabupaten Ngawi yang pernah terbaca, nama Ngawi berasal dari kata awi yang dalam bahasa sansekerta berarti bambu. Karena dasar itulah di dalam diri ini ketika merantau ke seluruh Indonesia, pasti akan teringat kota Ngawi saat melihat pohon bambu.
Begitu banyak sekali manfaat dari pohon bambu, sejalan umur selalu ada kisah menarik dipertemukan dengan orang yang memanfaatkan bambu di semua sektor kehidupan. Mulai dari bangunan, perkakas rumah tangga, baju (pernah dengar istilah cotton bamboo?), sampai yang terakhir informasi yang terbaca adalah Institute Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya meluncurkan prototype kapal bambu.
Saat bermain di Puncak Becici Yogyakarta, ada satu kampung bernama Desa Muntuk yang sebagian besar masyarakat di situ memiliki pekerjaan sebagai pengrajin bambu. Saya sendiri sangat berterima kasih kepada Mas Gandhi (Pengelola Puncak Becici) atas kesediaan beliau mengenalkan saya kepada pengrajin bambu di Desa Muntuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta.
Baiklah, cukup sudah sejarah kecil kemesraan dengan bambu. Meskipun masih banyak cerita tapi kita harus kembali lagi ke topik tentang lagu "Ngelmu Pring". Lagu ini memiliki pesan moral dan bagi diri ini pesan tersebut adalah pesan leluhur untuk kita generasi muda Indonesia.
Jika dengar lagu ini dan berusaha memahami makna lagu mungkin akan bisa membuat kita selalu bersyukur dan lebih optimis dalam menjalani hidup.
Berikut ini lirik dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia serta makna yang terpikirkan:
pring reketeg gunung gamping ambrol
ati kudu teteg ja nganti urip ketakol
pring reketeg gunung gamping ambrol
uripa sing jejeg nek ra eling jebol
Terjemahan :
Bambu gemeretak Gunung Gamping runtuh
Hati harus kuat jangan sampai hidup menyerah
Bambu gemeretak Gunung Gamping runtuh
Hiduplah yang tegak/lurus, jika tidak ingat hancur
Makna : kata gemeretak dan runtuh mengisyaratkan kita untuk tetap menjaga alam, meski bambu itu hanya berakar serabut namun mampu menahan gunung agar tidak runtuh. Gunung Gamping sendiri adalah tanah kapur yang keras namun bambu bisa hidup, bisa jadi pelajaran manusia bahwa hidup sengsara tidak berarti tidak bisa hidup, namun kita harus tetap teguh pendirian hati dan tidak menyerah. Hidup harus tegak/lurus mengingatkan kita untuk menjaga hati kepada Tuhan, jika hati goyah, hidup bisa rusak/hancur.
Yang menarik adalah bait di atas adalah reff dari lagu ini, dan langsung dimunculkan di awal lagu setelah intro. Urutan kebanyakan lagu biasa diawali intro, lalu verse (bait), chorus baru dilanjutkan dengan reff kemudian diulang ke chorus lagi bukan? Dan rasa salut atau bisa dikatakan amazing terhadap pencipta lagu dan pembuat musik lagu ini, karena struktur lirik, struktur musik begitu menyatu dan penuh dengan kenikmatan.
Jika pembaca juga seorang penikmat musik pasti juga menikmati lagu ini.
===========================================================================================
pring deling, tegese kendel lan eling
kendel marga eling, timbang nggrundel nganti suwing
Bambu DELING, artinya diam dan ingat
Diam karena ingat, daripada menggerutu sampai bibir sumbing
Makna : kata deling sendiri adalah sebutan lain untuk bambu, pesan kata yang dipakai adalah kendel (diam)
===========================================================================================
pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg
rejeki seret, rasah dha buneg
Bambu itu rumput, tinggi dan tegak
Rezeki sedikit, tidak perlu susah hati
Makna : kita menyadari bambu adalah jenis rumput atau grassida yang paling besar; famili Poaceae, sub famili Bambusoideae, memiliki akar serabut tapi bisa tumbuh tinggi dan kuat. Di sini mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah (rumput) dan bisa kuat jika tegak/lurus hati kepada Tuhan.
Sebagai makhluk Tuhan jika mendapat rezeki sedikit kita tak perlu bersusah hati, karena itu adalah kehendak Tuhan, yang penting kita berusaha dan berikhtiar untuk selalu tinggi dan tegak dalam hidup.
===========================================================================================
pring ori, urip iku mati
kabeh sing urip mesti bakale mati
Terjemahan :
Bambu ORI, hidup itu mati
Semua yang hidup pasti akan mati
Makna : bambu ori sendiri tergolong bambu yang keras namun wujudnya kecil (tidak seperti bambu petung yang memiliki wujud besar), bambu ori biasa dipakai untuk membuat bangunan rumah atau peralatan seperti meja, kursi, tempat tidur, tangga serta perkakas lain yang besar bentuknya.
Dalam bambu ori ada pesan bahwa hidup itu mati, maksudnya mungkin akhir dari hidup adalah mati. Wejangan atau pesan tersebut sangat bermanfaat bagi kita untuk selalu mengingat kematian dan agar bijak dalam menanggapi segala hal meski itu terlihat hal sengsara/sedih (lihat bait sebelumnya).
===========================================================================================
pring apus, urip iku lampus
dadi wong urip aja seneng apus-apus
Bambu APUS, hidup itu bunuh diri
Jadi orang yang hidup jangan suka berbohong
Makna : Sangat menarik pesan dari bambu ini, kenapa hidup bisa menjadi bunuh diri? penjelasan dibawahnya bahwa jika orang hidup suka berbohong itu akan menjadi misi bunuh diri. Apakah pembaca setuju dengan ini? secara subjektif saya setuju, berbohong akan menimbulkan ketidaksukaan atau kebencian orang yang dibohongi, dari situ bisa jadi jika seorang yang berbohong tidak mau mengakui dan meminta maaf akan memunculkan dendam yang bisa sangat mungkin akan terjadi pembunuhan dari orang yang dibohongi kepada orang yang berbohong.
Jadi ketika hidup, kita harus berusaha untuk selalu jujur meskipun itu menyakiti atau akan merasa disakiti. Namun kejujuran itu lebih bernilai positif dibanding berbohong/menyembunyikan sesuatu.
Dalam filsafat jawa ada istilah "becik ketitik ala ketara", artinya dimana semua hal entah itu baik atau buruk akan kelihatan suatu saat. So, jika pembaca merasa pernah berbohong kepada seseorang, lebih baik segera minta maaf dan mengakui kebohongan dan kekhilafan pembaca. Jangan sampai kebohongan yang pembaca sembunyikan itu menjadi bom yang bisa meledak suatu saat jika terlihat oleh orang yang Anda bohongi.
Pun kebiasaan berbohong akan membingungkan kita juga karena sistem memory kita ada yang bersifat sementara dan bersifat permanen, dimana kebohongan dipakai dan dirumuskan di dalam memory sementara, sementara kejadian asli terekam dalam memory permanen. Dan jika kebohongan tersebut digunakan terus menerus akan bisa mereplace/mengganti memory kejadian asli yang akan menimbulkan kerancuan dalam sistem kerja otak.
update 27 Februari 2019
===========================================================================================
pring petung, urip iku suwung
sanajan suwung nanging aja padha bingung
Bambu PETUNG, hidup itu hampa
Meskipun hampa jangan sampai bingung
Makna : bambu petung ini memiliki wujud yang besar, pernah sekali ikut mengangkat bambu ini dan benar-benar terasa berat (antep, jawa). Padahal kayu jati dengan ukuran yang sama tidak seberat itu, entahlah... Kembali lagi ke lirik lagu, hidup itu hampa tapi jangan sampai kita bingung atas kehampaan hidup. Kok bisa hidup itu hampa?
Kita akan menemukan kehampaan jika kita sering mencoba melakukan meditasi/yoga, wirid/dzikir (muslim), atau bertapa (mungkin sangat jarang manusia skr bertapa). Namun dibalik rasa hampa dalam keheningan yang muncul, kita akan menemukan arti diri kita, arti hidup, dan masih banyak hal yang akan kita ketahui, orang jawa bilang itu ilmu dunung.
Dalam budaya jawa ada istilah neng, ning, nung, nang. Mengartikan warisan leluhur tersebut bisa banyak arti atau banyak makna. Setiap orang memiliki pandangan sendiri tentang istilah tersebut. Yang jelas, dari istilah tersebut seseorang bisa menemukan jati diri. Jika mau silahkan mempelajari hal tersebut kalau merasa bingung ketika terasa hampa.
Banyak dari manusia yang mencoba meditasi atau wirid dalam waktu lama. Dalam keheningan tersebut seolah-olah waktu berjalan sangat lama (mungkin dalam ilmu fisika kuantum kondisi ini dinamakan relativitas waktu). Kita akan merasakan sesuatu, saya pun juga belum tahu apa itu semua, yang dapat dirasakan semua itu berkaitan dengan energi alam.
Oia, ketika merasakan hampa (suwung) atau kosong, bisa terjadi kerasukan bukan? sebenarnya itu memang sangat mungkin terjadi karena pikiran bingung dengan kehampaan. Hehehe... sangat susah sekali menjelaskan kejadian kerasukan secara ilmu pengetahuan. Banyak yang menjelaskan kesurupan atau kerasukan adalah gangguan psikologis, tapi secara subjektif apa yang dijelaskan menurut psikologis sangat tidak bisa menjelaskan detail tentang peristiwa kerasukan/kesurupan. Mungkin suatu saat akan kita bahas di artikel selanjutnya.
Inti dari pesan lirik ini adalah jangan sampai bingung jika di dalam hidup terasa hampa/kosong. Agar tidak bingung silahkan baca kelanjutan lirik lagu ini. 😁
===========================================================================================
pring wuluh, urip iku tuwuh
aja mung embuh, ethok-ethok ora weruh
Terjemahan :
Pring WULUH, hidup itu tumbuh dan berbuah
Jangan hanya tidak tahu, pura-pura tidak tahu
Makna : kata tuwuh dalam istilah jawa bukan hanya bermakna tumbuh namun juga berbuah. Lirik di atas menjelaskan memakai kata embuh (tidak tahu) dan diperkuat dengan kata ethok-ethok (pura-pura) dimana itu merupakan penegasan makna bahwa hidup adalah untuk belajar (tumbuh) dan bermanfaat (berbuah). Ketika bait sebelumnya memberikan pesan "dalam kehampaan kita jangan sampai bingung", di bait sekarang kita diarahkan untuk belajar dan bermanfaat agar tidak bingung.
Ketika kita terbiasa dengan habit/kebiasaan tidak tahu atau tidak mau tahu, mungkin bisa berakibat kita secara perlahan mematikan empati dalam diri atau melimitasi diri terhadap sesuatu (ilmu) di luar diri kita. Karena itulah sebagai manusia kita harus selalu semangat untuk tumbuh (belajar) dan berbuah (bermanfaat), bermanfaat ini untuk siapa? Secara subjektif maksudnya mungkin bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain dan alam (segala sesuatu).
===========================================================================================
pring cendani, urip iku wani
wani ngadepi, aja mlayu marga wedi
Terjemahan :
Bambu CENDANI, hidup itu berani
Berani menghadapi, jangan berlari karena takut
Makna : saat menulis ini bibir sambil tersenyum dalam memaknai bait di atas, dalam bayangan melihat kebanyakan manusia modern sekarang sangat rancu memahami kata berani. Kata berani atau sifat keberanian atau seorang pemberani sering disalah artikan dalam penerapan di kehidupan.
Sering kita melihat kata ini digunakan untuk usil atau melatih diri menjadi kejam, semisal mengatakan kepada anak kecil "masa kamu ga berani sama dia?" atau "kalau kamu ga berani nyoba minum alkohol berarti kamu ga pemberani, ga gentle..." atau "kamu dipukul temanmu ga berani balas, dasar cemen..." bukankah sering kita mendengar seperti itu? Lucu bukan?
Sepemahaman saya kata berani, keberanian atau pemberani adalah salah satu sifat ksatria, dimana ksatria memiliki aturan, wibawa, serta kebijaksanaan dalam bertindak. Ksatria lebih memilih berpikir sebelum bertindak, mengontrol amarah, dan berusaha berlaku adil serta pemaaf.
Namun era modern sekarang, dimana banyak keluhuran budi pekerti warisan leluhur dianggap kuno, pengecut, ga up to date, dan masih banyak lagi cercaan, makian yang ditujukan secara langsung maupun tak langsung kepada leluhur yang merangkai budi pekerti untuk kita pelajari.
Dalam bait di atas dikatakan berani menghadapi, jangan berlari karena takut. Ini lho poin dari keberanian itu, keberanian adalah sifat untuk melawan/menghadapi rasa takut dalam diri sendiri. Yang lucu, masyarakat sekarang kebanyakan mengartikan keberanian adalah sifat untuk membalas lawan atau untuk menunjukkan kebisaan tentang sesuatu.
Jadi hemat saya pribadi, menjadi pemberani adalah untuk melawan/menghadapi rasa takut yang muncul dalam diri sendiri. Bukan untuk menunjukkan kebisaan atau untuk melawan orang lain meskipun side effect yang ditimbulkan bisa dirasakan oleh orang lain.
Berani menghadapi tidak selalu menunjukkan power atau kekuatan diri untuk bisa membalas ataupun merasa bisa akan sesuatu, tapi berani menghadapi menurut saya adalah bagaimana kita bisa belajar bijak dalam menanggapi suatu hal.
Menghadapi bukan dengan ketakutan tapi dengan kasih sayang, menghadapi bukan dengan kesadisan tapi dengan ketegasan, menghadapi bukan dengan amarah tapi dengan ramah, menghadapi bukan dengan kelicikan tapi kecerdikan, menghadapi bukan dengan menutupi tapi dengan berdiskusi, dan masih banyak hal cara menghadapi yang lebih bijak jika kita mau berusaha belajar menghadapi ketakutan dalam diri.
===========================================================================================
pring kuning, urip iku eling
wajib padha eling, eling marang Sing Peparing
Terjemahan :
Bambu KUNING, hidup itu ingat
Wajib mengingat, ingat kepada Yang Maha Memberi
Makna : bambu satu ini memiliki karakter menarik, kebanyakan orang percaya energi dari bambu ini sangat bisa dimanfaatkan. Kecil namun kuat, lentur, memiliki warna indah (campuran kuning dan hijau). Pesan dari bambu ini adalah kita wajib untuk mengingat Tuhan, dari mulai bait satu sampai sampai bait ini semua adalah untuk selalu mengingat Tuhan dan selalu bersyukur bahwa Tuhan adalah Yang Maha Memberi.
Karakter bambu kuning sendiri memiliki perpendaran energi yang susah dijelaskan menurut para spiritualis, intinya bambu kuning adalah penetral. Saya sendiri juga tidak terlalu paham, hanya saja saya suka mencoba memakai bambu ini untuk berlatih seni bela diri. 😅
update 28 Februari 2019
===========================================================================================
pring iku mung suket,
ning omah asale seka pring,
usuk seka pring,
cagak seka pring,
gedhek iku pring,
lincak uga pring,
kepang cetha pring,
tampare ya mung pring
kalo, tampah, serok, asale seka pring
pikulan, tepas, tenggok, digawe nganggo pring
jangan bung, aku gandrung, jebule bakal pring
Terjemahan :
Bambu itu hanya rumput,
Tapi rumah dibangun dari bambu,
Usuk (rangka atap rumah) dari bambu,
Tiang dari bambu,
Dinding rumah itu dari bambu,
Tempat duduk juga dari bambu,
Anyaman jelas dari bambu,
Talinya ya hanya bambu,
Kalo,Tampah, Serok (peralatan dapur) berasal dari bambu
Pikulan, Kipas, Bakul, dibuat dengan bambu
Sayur rebung, aku suka, ternyata anak bambu.
Makna : semua lirik di atas mungkin sangat bisa ditabrak atau di olok-olok dengan kalimat semisal "hari gini bangun rumah pake bambu? (ekspresi nyindir miskin)" atau "jaman modern kenapa harus pakai bambu, sekarang sudah ada melamin, besi, keramik, gelas, dan bahan yang lebih kuat". Mungkin sebagian dari manusia juga memiliki pemikiran seperti itu, namun jika kita mau sedikit saja menurunkan kesombongan dalam diri dan berusaha mempelajari bambu serta manfaat dari bambu, mungkin kita akan lebih bisa bersyukur.
Jika mau silahkan cari di internet dengan keyword rumah aman gempa atau khasiat rebung, atau jika mau silahkan berkunjung ke daerah pengrajin bambu. Bukan bermaksud saya menolak bangunan dengan bahan lebih kuat seperti semen dan besi, saya sendiri lebih suka model rumah dome yang aman gempa. Namun, jika melihat nilai estetika atau nilai seni maka bambu lebih memiliki dibanding dome dari beton.
Sesekali coba liburan ke alam, untuk melihat bambu dan silahkan lihat struktur serta suara yang terdengar tatkala rumpun bambu diterpa angin. Sungguh nikmat mendayu syahdu (menurut pendengaran saya sih 😂)
Mungkin lirik lagu ini mengingatkan kita akan manfaat bambu yang sangat banyak, bisa dikatakan kita diajak melihat dan berpikir bahwa alam memberikan semua untuk kita. Lalu, maukah kita menjaga dan merawat alam?
===========================================================================================
nek ngono pancen penting, kabeh sing nang nggon wit pring
pancen penting tumraping manungsa sing dha eling
eling awake, eling pepadhane, eling patine, lan eling Gustine
wong urip kudu eling, iso urip seka pring
tekan titi wancine ya digotong nganggo pring
bali nang ngisor lemah, padha ngisor oyot pring
mulane padha eling, elinga Sing Peparing
Terjemahan :
Kalau begitu memang penting, semua yang ada di pohon bambu
memang penting untuk manusia yang ingat
ingat dirinya, ingat sesamanya, ingat matinya, dan ingat Tuhannya
Orang hidup harus ingat, bisa hidup dari bambu
Sampai waktunya tiba ya diangkat pakai bambu (maksudnya diangkat ke kuburan)
Kembali di bawah tanah, semua ada dibawah akar bambu
makanya semua harus ingat, ingatlah Yang Maha Memberi
Makna : bagian ini kita diajak melihat dan mengingat apapun yang ada di pohon bambu adalah penting dan bisa kita manfaatkan untuk kehidupan. Namun penting tidak bambu adalah ditujukan untuk manusia yang mengingat bahkan ketika manusia sudah meninggal pun bambu masih membantu manusia mengantarkan ke liang lahat. Lagu ini mengajak melihat diri sendiri itu lemah seperti rumput, mengingatkan agar tidak berbohong ke sesama, mengingat bahwa akhir hidup itu mati, dan mengajak untuk selalu ingat Yang Maha Memberi.
update 1 Maret 2019
===========================================================================================
ora bakal bubrah marga iso melur
kena dinggo mikul, ning aja ketungkul
urip kuwi abot, ja digawe abot
akeh repot, sak trek ora amot
Terjemahan :
Tidak akan rusak karena bisa lentur
Bisa dipakai memikul, tapi jangan terpukul
Hidup itu berat, jangan dibuat berat
Banyak repot, satu truk tidak muat
Makna :
===========================================================================================
mulane uripmu aja dha kaku
melura, pasraha, ra sah dha nesu
aja mangu-mangu, ning terus mlaku
sanajan ro ngguyu, aja lali wektu
Terjemahan :
Makanya hidupmu jangan terlalu kaku
Lenturkan, pasrahkan, tidak perlu marah
Jangan diam termangu, tapi terus berjalan
Walaupun dengan tertawa, jangan lupa waktu
Makna :
===========================================================================================
kowe bakal bisa urip rekasa
ning kudu percaya uga sregep ndonga
Gusti paringana, luwih pangapura
marang kawula ingkang kathah lepat lan dosa
Kamu mungkin bisa hidup susah
Tapi harus percaya juga rajin berdoa
Tuhan hamba mohon rezeki, terlebih hamba mohon pengampunan
Untuk manusia yang banyak salah dan dosa
Makna :
===========================================================================================
aja nggresula, aja wedi
dudu kowe, ning Gusti sing mesti luwih ngerti
ngatur urip lan mati,
nyukupi rejeki,
paring tentreming ati,
cukup sandang pangan papan,
bakal mukti pakarti
Terjemahan :
Jangan menggerutu, jangan takut
Bukan kamu, tapi Tuhan yang pasti lebih tahu
Mengatur hidup dan mati,
Mencukupi rezeki,
Memberi tentram dalam hati,
Cukup baju makanan rumah
Akan merdeka/mulya
Makna :
Oiya, jika ada yang ingin denger lagu diatas silahkan search di youtube. 😁
Untuk makna yang lain menyusul ya... InshaAlloh akan selalu di update sampai kelar, bisa lama memaknai lagu satu ini dan sangat dalam jika dipelajari, karena yang menjadi pelajaran adalah bambu/deling. Di Jawa ada pelajaran sendiri tentang ilmu deling, salah satunya ilmu deling versi ki astagina. Silahkan cari sendiri jika ingin belajar tentang falsafah bambu.
To be Continue...
0 Komentar