25 Jumadil Akhir 1440 - Pernah tidak pembaca mendapat wejangan (nasehat) dari orang tua atau orang lain yang tak sengaja maupun sengaja dipertemukan dalam kehidupan kita? Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang memory nasehat dari pengalaman bertemu orang-orang tersebut. Meskipun kebanyakan disampaikan dalam Bahasa Jawa, saya berusaha untuk menterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Nak, Gusti Alloh itu Maha Penyayang. Kamu lihat semua yang ada di alam ini adalah kasih sayangNya untuk kita. Kerana itu kamu sering-seringlah bersyukur padaNya dan berbuat baiklah sebagai wujud syukurmu kepada Gusti Alloh. (My Angel)

Rangkaian kata di atas ada di memory ini, kata tersebut datang dari-Nya melalui malaikat terbaik. Setiap malam, malaikat itu mengajak berjalan-jalan di sekitar kampung. Melihat bintang dan menikmati hembusan sentuhan saudara bayu. Berbincang lewat kata dari hati, mengajarkan rasa bersyukur kepada Sang Pencipta. Ya, kalimat itu selalu terngiang di memory ini. "Ibu tenang saja, putra jenengan ini berjalan dalam pembelajaran", ucap hati lirih. 😍 Saat itu jiwa ini masih sangat rapuh, entah umur berapa raga ini, yang jelas memory kalimat di atas terngiang dalam pikiran hati.

Selalu lihat piringmu sebelum selesai makan, habiskan makanan yang tersisa. Ingatlah itu rejeki dariNya, bisa jadi keberkahan Gusti Alloh itu ada di makanan terakhir yang kamu makan. Setelah itu cuci piringmu sendiri. Mencuci piring sendiri itu bentuk usahamu meringankan beban orang lain. (Pak Lik)

Nasehat di atas diberikan-Nya lewat Pak Lik (bapak cilik/om, red). Ketika itu usia masih sekitar enam tahun, dan entah kenapa setiap makan otomatis diri ini selalu berusaha menerapkan kalimat di atas. Seiring berjalan waktu pikiran ini belajar untuk tidak berlebihan urusan makan dan berusaha seimbang apa-apa yang menjadi kebutuhan raga. Dari kalimat di atas terdapat pesan untuk tidak berlaku mubadzir terhadap suatu hal (apapun itu). Dan semakin lama menggali, ternyata ada satu hikayah tentang Nabi Ayub, bahwa beliau (Nabi Ayub AS) berusaha untuk tidak meninggalkan barang sepotong makanan di meja makan. Beliau (Nabi Ayub AS) selalu membagi makanan kepada orang-orang sekitar.

Gusti Alloh itu Maha Melihat nak, apapun yang kamu lakukan akan diawasi oleh-Nya. Bisa jadi sakitmu yang sekarang ini adalah hukuman Dia karena kamu salah, namun anggap semua itu bentuk kasih sayang-Nya karena Dia masih menegurmu. (My Angel)
Kalimat di atas selalu teringat karena waktu itu diri ini memiliki kebiasaan agak gila. Mungkin pembaca menebak bahwa saya mencuri, memang iya saya mencuri tapi yang saya ambil adalah obat-obatan (untuk saya cemil) dan minyak kayu putih (untuk saya campur dengan makanan). 😅 Tapi sakit yang saya dapatkan bukan perihal perut melainkan sakit urtikaria. Tapi memang poin dari pesan itu bagi saya adalah Tuhan Maha Melihat, jadi jangan mencoba mencuri atau berbuat apa-apa yang kurang disukai oleh-Nya.

To be continue...
Last update 2 Maret 2019