SssSSSsss....sssss..
Berbisik engkau saudara bayu
Jiwaku tersadar dari kewarasan
Terhuyung raga mencari riak tirta

Ohh Ya Rabb
Kuatkan hamba menuju pintu
Melawan rantai kaki kemalasan
Dalam remang ruang empat tiga

Sapuan demi sapuan
Gemericik pasukan-Mu membuka mataku
Terima kasih hari ini Tuhan
Seratus dua puluh waktu berharga

Wahai pemilik jiwa
Bercanda dengan-Mu sungguh sebuah candu
Pening semalam aku paham
Bahwa Engkau tak mengijinkanku menggoda

Hilang sudah sakit sore tadi yang sangat menyiksa, hampir sepekan kegilaanku merasuki semangat horisontal kehidupan, menjadikanku zombie yang bercumbu dengan senjata teknologi penuh code. Terima kasih pemilik hidup atas rasa sakit yang bisa membuatku memaksa raga untuk melayang dalam kewarasan. Malam ini pun ceritaku tak pernah Engkau bosan mendengar, setiap kata yang menjadikanku sakit Engkau obati dengan lembut, merindukan-Mu menjadikan semangatku berkobar lagi menunggu skenario-Mu esok pagi.

Bisikkan saudara bayu melewati celah ruang empat tiga ini berjalan bersama alunan melodi zen dan tirta, mendayu bersama dalam instrument merasuki impuls sarafku. Tak pernah daun telinga ini bosan menikmati kesederhanaan yang Engkau berikan dengan kasih sayang. Habbit of mindku kembali menjajah logika dan persepsi, menyusuri sungai history yang telah aku baca dan aku temukan sepanjang umur yang Engkau berikan. Berkelana dalam keheningan rasa yang tak pernah hampa bernostalgia bersama otak yang selalu mencari korelasi membentuk flowchart kehidupan. Sungguh nikmat yang tak bisa didusta. Pun tersirat ocehan makhluk-makhluk fana malam ini, merangkak mengiba untuk aku terima dalam prinsip kehidupanku. Mendekati pintu hati yang pernah tercabik oleh gemerlap dunia. "Pergiii!!! Kembalilah kepada mulut dan hati dimana kau keluar. Tak sudi aku menerima keindahanmu yang berbau busuk itu!!!", pikiran dan hatiku mengertak dengan keras.

Lidahku mengayuh memohon pengampunan-Nya, cukup sudah aku belajar keindahan yang busuk, cukup aku belajar gemerlap fatamorgana dalam universe ini. Seperempat abad waktu sudah meninggalkanku bersama kedengkian yang menyiksa menjadi benalu kehidupan. Memory yang terekam dalam alam bawah sadarku tak bisa aku format ulang. Penerimaan hati dan kasih sayang-Mu yang bisa membuatku masuk kedalam segarnya sungai cinta. Terima kasih sebanyak apapun tak bisa membalas semua, hanya pasrah mengalir menuju lautan cinta-Mu yang bisa aku lakukan saat ini.

Tak terasa langit pagi ini begitu indah, aku mencoba mengingat hari apa ini. Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya, semoga engkau baik saja disana. Ah, pemilik hati ini sungguh seru, menggoda mesra seperti dolphin yang berlarian di selatan sana. Do'a selalu kulayangkan kepadamu sodara-sodaraku. Mengawali pagi dengan secangkir sahabat, melody dari "vannesa mae" membuat ragaku bersemangat memulai barisan jadwal hari ini. Semoga harimu juga semangat seperti cerahnya langit pagi ini @jogja.


Photos by google