Hujan sore, teringat masa kecil bersama sahabat lama dulu, dimana hujan adalah alarm untuk bergembira bersama. Hujan-hujanan, dimana kita esoknya sakit, dimarahi orang tua, dan tidak masuk sekolah karena panas/flu. Cuma sup dan teh hangat teman setelah kejadian itu. Tak ada penyesalan, malah rasa ingin mengulanginya semakin membesar. Iya, tawa lepas sore itu.

Main Bola Sambil Hujan-hujanan

Mengingat dulu, aku lebih sering menghabiskan waktu di dunia nyata daripada dunia maya, atau mungkin waktu itu memang belum ada dunia maya? Entahlah…
Waktu itu aku tak peduli dunia maya. Aku lebih peduli bermain “ban motor bekas”. (hahaha)


Permainan polos anak 90-an

Dimana hujan sudah reda, kita kembali ke rumah lewat belakang dengan rasa was-was, ibu pasti sudah menunggu di depan pintu rumah.
“Gak ada masa yang lebih keren daripada masa kecil, masa tanpa kemunafikan”.
Ya, sebut saja kami Squad Surya Senja. Entah tradisi atau semacam kebiasaan, adzhan maghrib adalah bel kembali ke rumah, tak kenal apa agamamu, tak kenal apa warna kulitmu, tak kenal dari mana asalmu.

Main bola Sore Hari

Aku rindu masa kecil dulu, waktu yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan aku sisihkan ke tepi ingatanku. Bertempat tinggal di desa, membuatku mempunyai banyak sekali teman sepermainan waktu itu. Tentunya teman tanpa rekayasa, gak seperti jaman sekarang kebanyakan teman udah kayak sinetron, penuh rekayasa.

Aku punya banyak cerita masa kecil yang tak terlupakan, tertawa, menangis, konyol, keren (menurutku), semua real tidak ada rekayasa hati & pikiran.

[ Last update November 2016 ]